Masalah Sampah di Polman Kapan Tuntas?

Sampah di Polman
Sampah di Polman

Bau busuk menyengat ketika melintas di JL. Kyai Haji Agus Salim, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman. Sampah yang tertumpuk tidak terangkut-angkut, disana beragam jenis sampah dapat kita jumpai. Mulai sampah plastik, organik hingga sampah-sampah B3 lainnya bercampur baur menjadi satu.

Mirisnya pemandangan ini tepat berada disudut pagar lembaga pendidikan SMK Negeri 1 Polewali.

Jalur yang juga sering dilalui pengendara ini tentu jika hidung kita berfungsi normal. Maka aroma tidak sedap itu akan menusuk hidung seketika membuat rasa mual akibat bau sampah.

Polman sehat, Polman bersih hanyalah slogan semata. Jika sampah menumpuk di mana-mana, dari mana mau ke mana masyarakatnya sehat dan bersih?

Sesehat apa pun manusia, pasti akan terserang penyakit.

Lalat-lalat itu akan semakin sehat dan kuat untuk terbang ke sana ke mari menyebarkan bakteri. Sampah bisa menimbulkan beragam jenis penyakit bukan?

Terlalu berlebihan pula jika aku menyalahkan si Lalat sebab manusia telah membuatkan sarang makanannya.

Namun bahaya Lalat tidak boleh diabaikan begitu saja. Lalat hewan kotor, pembawa penyakit. Tidak mengherankan jika makanan yang sudah dihinggapinya tidak boleh di makan lagi.

Lalat yang hinggap di tempat sampah dapat langsung hinggap diatas makanan dan kemudian menularkan bakteri, virus, dan juga parasit di atas makanan.

Lalat pun dapat bertelur diatas makanan kemudian bermetamorfosis menjadi ulat kecil yang disebut dengan Belatung. Nah tahu Belatung kan?. Belatung merupakan larva lalat yang bisa menyebabkan berbagai macam masalah pada kesehatan manusia terutama pencernaan. Ngeri kan?.

Meskipun makanan hanya dihinggapi lalat sepersekian detik tetap saja makanan tidak boleh di konsumsi. Ahli mengungkapkan bahwa lalat ini lebih menjijikkan dibandingkan dengan kecoa. Satu ekor lalat mampu membawa sebanyak 300 jenis virus, bakteri, bahkan parasit yang menyebabkan penyakit. Karena alasan tersebut makanan yang sudah di hinggapi lalat sebaiknya tidak di konsumsi lagi.

Ah di atas contoh bacaanku pagi jelang siang ini kuramu dan sesekali kuintip di layar Handphone sembari mengingat terus tumpukan sampah yang kulintasi tadi sepulang dari Pasar Sentral Pekkabata.

Maka lagi-lagi aku sebagai masyarakat biasa mempertanyakan, masalah sampah di Polman kapan tuntasnya?.[*]