Satu dua hingga tersedia sebelas paket kado cinta Ramadan untuk lansia telah terkumpul. Berkah dari orang-orang baik, para donatur yang telah menjadi kawan berbagi digerakan kolaborasi kawan-kawan Blantara dan Rumah Baca Inspirasi.
Circle ini terbentuk bukan karena secara kebetulan, namun telah menjadi simpul terhubung dari Maha Semesta yang telah mempertemukan. Atas nama cinta dan kemanusiaan tentu jiwa-jiwa itu terkoneksi dengan natural tanpa paksaan ataupun tendensi politik praktis.
Berbagi di bulan suci Ramadan tentu hal yang sudah menjadi tradisi orang berbondong-bondong, baik secara personal maupun kelembagaan. Membantu sesama saudara yang masih berada di kelas menengah bawah. Kaum yang termarjinalkan oleh bantuan sosial dari Negara karena benturan administrasi sebagai syarat wajib penerima manfaat.
Yah, aku tidak ingin mendebat berlebihan tentang dana-dana bantuan sosial karena memang jalur bantuan tersebut ada standar operasional tersendiri atau biasa disingkat SOP, tentu melabrak SOP tidak dibolehkan dalam aturan administrasi di dunia birokrasi.
Memelihara koneksi sosial adalah salah satu kebutuhan psikologis inti manusia. Bukankah puasa Ramadan juga memberikan pelajaran bagi kita tentang ikatan solidaritas dan kerjasama antar sesama.
Puasa pun mendidik kesadaran sosial, ada banyak cara membumikan rasa empati dan kasih sayang. Yuk kita intip aksi Blantara dan Rumah Baca Inspirasi menyusuri jalan sunyi, masuk ke lorong-lorong melihat tangisan dan kegelisahan para nenek-nenek lansia akan keberlangsungan hidupnya, serta memetik buah kesabaran dan kekuatan secara nyata di lapangan, beragam karakter dan rutinitas para lansia menjadi inspirasi tersendiri buat aku dan teman-teman. Mereka guru-guru kehidupan.
Minggu tanggal 16 April 2023 rombongan tim kolaborasi kado cinta ramadan untuk lansia telah berkumpul di kediaman Kakak Nur Rahma Yunus, di Jalan Cendrawasih. Awalnya kesepakatan di group time schedule telah ditetapkan pukul 09.00 WITA diharapkan sudah stay. Alhasil pukul 10 lewat 30 menit baru bisa berkumpul semua. Ya, lagi-lagi ada beberapa halangan sehingga keterlambatan itu terjadi.
Ada tiga titik penyebaran paket kado lansia yaitu di Kecamatan Anreapi 3 lansia, di Kecamatan Polewali 1 lansia, di Kecamatan Matakali 1 lansia, di Kecamatan Binuang ada 6 lansia. Totalnya ada 11 lansia.
Dilingkaran kami ada donatur hadir dari Mamuju Tengah Kak Harmila sekaligus sahabatku dan seangkatan di Kampus Unasman tahun 2010 selesai study sama-sama mengambil prodi Bahasa Indonesia. Ia salasatu donatur langganan tiap momentum Ramadan.
Turut pula membersamai gerakan cinta ini Ibu Rabaisa, SH.,MM selaku lurah di wilayah Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang jauh-jauh telah menyempatkan waktu blusukan ke lansia-lansia, ada Kakak Desi Ratnasari tetapi bukan artis bintang film ya, ini yang akrab dipanggil Kakak Echi pemudi Anreapi yang aktif juga dibeberapa lembaga, ditambah ada Kak Sitti Aisyah, M., S.Ag., M.Ag. selaku Uztadsah yang kami pilih untuk memandu do’a saat penyerahan donasi, sebab ada beberapa titipan nama orang tua para donatur kami yang telah meninggal dunia, yang mana pahala sedekahnya dihadiahkan untuk almarhum dan almarhumah tercinta.
Indahnya simpul berbagi kebaikan, ada saja orang-orang baru yang dihadirkan Tuhan tentu menyisahkan hikmah dan Insya Allah mengalir keberkahan. Titik pertama kami mulai dari Kecamatan Matakali ada nenek yang mengidap diabetes, jari-jari sudah tidak utuh lagi, namun telaten dan konsisten menjadi guru ngaji di kampung masih dilakoni sampai saat ini.
Sepeninggalan suami tercinta tanpa dikarunia anak, si nenek hebat ini menjalani rutinitas sebagai guru ngaji di mana rumah bantuan 3 × 4 meter persegi dari warga berdiri pula di atas tanah pinjaman dari warga setempat. Hikmah dari kisah nenek bagaimana rasa syukur dan sabar itu hadir, tidak ada batasan untuk mengabdi menjadi hamba Allah, menjadi guru ngaji adalah kemuliaan tersendiri, pahala mengalir hingga akhir hayat.
Rasa empati dari tetangga yang sering membantunya adalah bagian dari adilnya Allah menghadirkan orang-orang baik di sekeliling rumah nenek. Salah satu pemuda setempat menyampaikan, jika nenek ini hidup dari bantuan tetangga dan tidak masuk dalam kategori penerima bansos dari pemerintah.
Yah, iya pasti karena nenek hanya numpang di atas tanah milik warga, kornea mata pun lembab seketika, namun energi kekuatan mengalir dari nenek. Setelah penyerahan dan doa, kami pun bergeser ke titik kedua di Kecamatan Anreapi, tiga lansia pun hidup dengan berdiri di kaki sendiri ada pun terkadang bantuan dari sanak family menjadi berkah tersendiri.
Di saat momentum penyerahan di Kecamatan Anreapi di titik menuju Rumede, sebelum menanjak naik ke Jembatan Kurri-kurri yang mana tidak bisa dilalui kendaraan mobil, maka niatnya kami akan diangkut sebagian dengan kendaraan motor.
Nah, sejenak kami berhenti karena, mobil Bu Lurah ingin diparkir. Sontak kami kaget dengan suara gaduh jatuh, ternyata salah satu kawan kami, Riswandi, tiba-tiba pingsan. Entah apa penyebabnya, kelelahan ataukah ada hal yang membuatnya terkapar seketika karena ada daya mistik yang menariknya. Hum, jatuh seketika. Aku pun menghampiri dan lucunya, kawan-kawan sejenak heran dan tidak segera mengangkat. Nanti ada teriakan, ayo angkat Kakak Andi jatuh. Baru kami tersadar menggotongnya masuk ke rumah salah satu warga.
Bapak pemilik rumah itu segera memberikan satu gelas air dan meniupkan berkah doa dan segera meminumkannya ke Kakak Andi. Kami membaringkannya sembari mengolesi pula minyak yang diberikan bapak itu, ke bagian kaki dan tangan Kakak Andi, selang sejam kemudian Kakak Andi tersadar, dan bercerita.
“Tadi waktu saya tiba di pinggir jalan ada suara memanggil nama saya, dan penglihat tiba-tiba kabur badan pun lunglai dan saya berupaya sandar di pagar kayu itu, setelah itu saya sudah tidak tersadarkan”.
“Saya malu sekali kak, karena Kakak-kakak tidak kuat mengangkat, badan saya terlalu gede,” kata Andi. Hahaha tawa pun pecah, bisa-bisanya Kakak Andi berkata demikian.
“Memang nak, di tempat itu memang sering terjadi hal serupa atau kejadian orang ditegur oleh makhluk gaib, tapi tidak akan fatal Insya Allah membaik Andi, besok-besok kalau masuk wilayah ini minimal beri salam ya,”. Bapak tersebut mengingatkan kami.
Setelah menjalankan sholat dzuhur berjamaah di kediaman bapak di pimpin oleh kawan Rumah Baca Inspirasi, kami pun bergeser ke Binuang, dan lagi-lagi ada satu nenek yang hidup sepasang suami istri rumahnya 2×1 meter persegi, sekilas dilihat hanya rumah-rumah sawah, sebab berdiri di atas pematang sawah. Teringat 5 tahun lalu aku pernah kesini bersama beberapa kawan-kawanku berbagi juga. Lagi-lagi masih tetap sama, sepasang suami istri ini masih bertahan hidup sembari menggarap sawah orang. Hanya perubahan terlihat atap rumbianya semakin rusak, kakek nenek semakin menua, jika hujan turun maka siap-siap kehujanan.
Helaian nafas panjang, kornea mata menetes rasa haru pun menyelimuti kami, melihat kondisi kakek nenek yang sangat terbatas. Namun, senyuman tergambar begitu tulus melakoni kehidupan.
Banyak kisah dari 11 lansia yang tidak sempat kami kisahkan satu persatu. Intinya, mereka adalah guru-guru kehidupan tak pernah lelah melakoni kehidupan dengan penuh cinta.
“Bulan suci Ramadan adalah waktu yang sangat penting bagi kita, agar mampu mengisinya dengan beragam kebajikan tidak sebatas ritualitas. Namun, dengan penuh keimanan dan pemaknaan. Semoga bulan Ramadan tahun ini dapat memperkuat koneksi spiritual dengan Sang Maha Kuasa sekaligus meningkatkan kesadaran sosial terhadap sesama. Terima kasih para donatur yang sempat hadir membersamai dan donatur yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu. Gerakan kado cinta ramadan untuk lansia tahun ini kami buka di luar internal komunitas kami. Dengan tujuan siapa saja boleh nimbrung karena kita manusia, karena cinta kita ada. Insya Allah menjadi berkah untuk kita semua”, ungkap Nurelna selaku Ketua Blantara.
“MasyaAllah kegiatan kado cinta ramadan untuk lansia begitu berkesan, ada begitu banyak realita yang nampak. Lansia-lansia yang kami kunjungi memiliki kondisi yang begitu beragam, bahkan tidak terbayangkan. Kami hanya mampu memberikan yang terbaik sesuai kesanggupan kami, tapi apa yang mereka alami melebihi apa yang kami beri. Tiada kata yang lebih patut kami ucapkan dan benamkan dalam hati selain kata syukur alhamdulilah setelah kami melihat kondisi dan mendengar curahan hati lansia-lansia ini. Kami berharap semua lansia memiliki kehidupan yang layak. Hunian pantas, dan mendapatkan perhatian dari kita, manusia,” ungkap Muhammad Naim, selaku ketua Rumah Baca Inspirasi.
Ending akhirnya kami berbuka di Warung Trisna yang awalnya kami sudah reservasi dan lagi-lagi kami ditraktir oleh donatur. Terima kasih orang baik. Aksi lucu tetapi nyata setelah bukber melahap makanan dan menyegarkan tenggorokan dengan minuman segar. Seketika penglihatan aku tiba-tiba buram, perasaan tidak enak keringat dingin pun mengalir ditubuhku. Aku pun meminta berbaring sebab jika aku memaksakan berjalan maka sudah di pastikan aku pingsan.
Deretan bangku sebanyak 4 disatukan. Aku berbaring sembari memperbaiki munajatku dengan sholawat dan dzikir. Selang beberapa menit kemudian, penglihatan kaburku berubah menjadi terang dan aku pun sontak ketawa dan melihat ke arah Kakak Andi.
Kakak Andi berkata “Kak Mila, satu sama maki hahahaa. Saya di awal pingsan kita diakhir,” sambil ngakak berjamaah kami pun gantian berpamitan masing-masing balik ke rumah.
Di tengah perjalanan balik ke rumah, aku bertanya-tanya pada diri sendiri, ada apa gerangan yang terjadi padaku dengan kak Andi ya. Apa iya, ini karena kelaparan, kecapean atau faktor mistik. Wallahu A’lam Bishawab.[*]