Sehat Kuat dan Perkasa, dengan Jamu Kunyit Produksi Wanita Tani Desa Kunyi

Jamu Kunyit dalam bentuk kemasan hasil produksi Kelompok Wanita Tani desa Kunyi
Jamu Kunyit dalam bentuk kemasan hasil produksi Kelompok Wanita Tani desa Kunyi. Foto: Charis

Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati yang berlokasi di dusun Rarekan desa Kunyi Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. Mengelola jamu berbahan dasar Kunyit dan temu lawak yang sudah dimulainya sejak tahun 2016 silam.

Jamu yang dikelola Kelompok Wanita Tani Melati, dengan menggunakan bahan dasar Kunyit, dan temu lawak. Diketahui memiliki banyak manfaat seperti mengobati Maag, Kolesterol, Asam urat dan penyakit dalam lainnya.

Selain itu, jamu hasil produksi yang diberi brand “Marasa Kunyi” juga memiliki beragam khasiat. Seperti, penambah stamina dan memperkuat imunitas tubuh. Hal ini tentu bermanfaat jika dikonsumsi disaat-saat pandemi sekarang ini, untuk menambah ketahanan tubuh dari virus corona.

Harga Jamu Kunyit

Bagi yang ingin mencoba Jamu Kunyit hasil produksi Kelompok Wanita Tani tersebut, tak perlu mengeluarkan banyak biaya. Harga Jamu Kuyit “Marasa Kunyi” dijual Rp. 5.000 per kemasannya. Ada juga sampai 10.000 ribu per kemasannya. Tinggal dipilih sesuai kebutuhan konsumsi.

Selama Pandemi Covid-19, penjualan Jamu “Marasa Kunyi” meningkat. Mengingat manfaatnya yang dapat memperkuat imun tubuh. Sehingga, banyak konsumen yang memesan jamu hasil racikan kelompok wanita tani tersebut.

Produksinya sendiri masih dalam jumlah terbatas, tergantung jumlah permintaan. Namun kadang juga dijual ke pasar tradisional

“Sekali bikin itu bisa banyak. Tapi, nanti di haluskan sama dibungkus kalau ada pesan. Biasa juga di jual ke sentral (Pasar Sentral Pekkabata Polewali),” ucap Nasrah selaku ketua KWT Melati desa Kunyi, Minggu (22/11).

Dalam pemasaran Jamu hasil buatannya, Ketua KWT Melati merasa masih kesulitan. Selain terkendala jarak yang jauh dari perkotaan. Tidak adanya akses jaringan untuk mempromosikan dan melakukan transaksi elektronik juga menjadi kendala yang dihadapi.

“Itu kendala kami disini, masalah penjualan. Karena tidak ada jaringan, biasa titipji kalau ada mau beli,”  tuturnya.

Selain itu, mereka juga mengeluhkan soal tempat dan perlengkapan kelompoknya yang masih kurang memadai seperti alat produksi (Blender) untuk membuat Jamu.

Terkait hal itu, Kelompok Wanita Tani Melati, berharap mendapatkan bantuan seperti alat produksi baru (Blender), lokasi, dan akses jaringan sebagai media untuk memasarkan hasil jamu “Marasa Kunyi”.

Penulis: Charis*