Kisah Inspiratif Oppa di Tengah Banjir Bandang Luwu Utara

Oppa Sang Inspiratif
Bertamu di rumah mungil Oppa Sang Inspiratif

“Intinya perbanyak dzikir, jangan panik, tetap tenangkan perasaan dan pikiran, ada Allah sebaik-baiknya penjaga serta pelindung,”

Oppa, sang Inspiratif dari Luwu Utara

Ekspedisi hari ke lima pun dimulai, kami dari relawan Oi Oi. Eh, Oi Oi ini, tiba-tiba saja muncul, sebagai nama lucu-lucuan bagi kami. Hem hemat kami, apa pun nama komunitas dan warna, atas dorongan naluri kemanusiaa. Kita dipertemukan dan disatukan.

Segeralah kami bergegas untuk bergabung, bersama kawan-kawan HMK Kampus Muhammadiyah Palopo, Simpul Peradaban Palopo, Akamsi Desa Baloli, dan beberapa kawan pecinta alam.

Jum’at 24 Juli 2020, setelah mendengarkan arahan dari kak Ridwan Iwan, salah satu guide/pemandu rombongan, dan berdoa sebelum berangkat.

Tak lupa ku tempel salompas tepat di dua betis ku. Sontak ingin mengikuti cara kakak-kakak pecinta alam. Katanya, fungsinya supaya kaki tidak nyeri berjalan jauh.

Hem lumayan rute ke Desa Maipi aksesnya jauh. Kurang lebih 11 KM. Ditempuh berjalan kaki sebab akses jalan terputus.

“Bagaimana sudah siap semua? Ya, segeralah kita berjalan,” ungkap Ridwan Iwan

Salah satu medan ekstrim adalah akses pinggiran sungai. Melewati bekas longsor menyebrang dengan menggunakan seutas tali.

Rasa was-was hadir. Namun, karena jiwa kepedulian kuat sehingga, mampu mengalahkan kecemasan berhasil melewati medan ekstrim itu.

Perjalanan diseimbangkan pula dengan kekuatan kawan-kawan. Yah, lumayan terhitung tiga kali istirahat di jalan. Sampai akhirnya tiba di Desa Maipi.

Segeralah tersusun rencana, esok ada dua agenda, yaitu distribusi alat penerang, bahan bakar, dan trauma healing untuk anak-anak, korban bencana banjir bandang.

Tim telah terbagi dua. Distribusi bantuan berjalan lancar, dan trauma healing pun berjalan. Yah.., Alhamdulillah. Adik-adik tidak mengalami trauma akut, masih dalam batas kenormalan.

Wow, Akamsi Desa Maipi pun, tak kalah lincah dengan Akamsi Desa Baloli. Agenda dari Mahasiswa HMK Kampus Muhammadiyah Palopo berjalan lancar, tidak terlepas dari partisipasi Akamsi Desa Maipi. Lagi-lagi tepat sasaran karena berbasis data.

Oppa Sang Inspiratif

Inspiratif
H. Arifin (Oppa)

Segeralah kami bergegas balik. Sebab program sudah terealisasi, kembali kuatkan fisik kita mulai berjalan, beramai-ramai balik ke Desa Baloli.

Di tengah perjalanan rombongan berhenti tepat di pinggir bentaran sungai Masamba. Ada rumah berukuran kurang lebih 3×4 meter, segera kami menghampiri. Ada banyak pertanyaan.

Rasa kagum pun melihat, dimana rumah pas pinggiran bentaran sungai ini, tidak tersapu banjir. Aman terkendali.

Rumah yang dihuni sepasang suami istri, kakek ini bernama Arifin, usia kurang lebih 90 tahun. Sapaan akrabnya Oppa. Sungguh raut wajah Oppa dan istrinya begitu tenang nan teduh menyambut kehadiran kami.

Dalam benak pun dipenuhi tanda tanya, khususnya bagaimana bisa rumah Oppa, tidak terbawa arus. Sementara titik hantaman arus sungai, tepat mengenai rumahnya. Faktanya, rumah Oppa aman, tidak tersapu banjir bandang.

“Pada saat banjir bandang, perasaanku senang tidak masalah, hanya dzikir, tidak pernah lepas shalat tahajjud, dan jangan lupa semua para wali di doakan. Dikirimkan surah Al fatiha, malaikat, para ulama, termaksud orang tua kita. Kuncinya harus sabar, “ ungkap Arifin (90)

“Saat banjir Oppa bersama istri tidak lari, sebab sebaik-baiknya penolong dan pelindung hanyalah Allah SWT. Yang menjinakkan ternak-ternak adalah Allah, yang menjinakkan manusia adalah Allah, yang menjinakkan semesta adalah Allah, “ tegas Oppa.

“Intinya perbanyak dzikir, jangan panik, tetap tenangkan perasaan dan pikiran, ada Allah sebaik-baiknya penjaga serta pelindung,” lanjut Oppa.

Di pinggiran sungai Masamba, Oppa sudah lama bermukim, bersama istri tercinta beternak sapi, kasus-kasus kehilangan sapi pernah dialami. Namun tidak berselang lama sapi-sapi itu kembali.

“Intinya yang menjinakkan bukan kita namun Allah SWT,” tutup Oppa.

Di kawasan Mambo, masuk Dusun Baloli, Oppa sang inspiratif, bersama istrinya hidup harmonis, cerita sewaktu beliau naik tanah suci pun, dibeberkan sebagai buah pembelajaran dan tambahan pengetahuan.

Bagaimana diri manusia tidak bisa dipisahkan dari Maha Pencipta, dan alam semesta, sebab banyak bentangan sari pengetahuan, bagi orang-orang yang ingin belajar, dan mengasah sisi kemanusiaannya dalam diri. Hingga mampu membumikan nilai-nilai kemanusiaannya.

Di ujung pertemuan kami pamit, dan bahagia rasanya, Oppa menghadiahkanku buku kecil, berisi bacaan dzikir. Oppa sosok inspiratif, guru kehidupan.

Penulis: Blantara*