Mahasiswa Bentrok dengan Aparat saat Aksi di depan Kantor Bupati Polman

Mahasiswa Bentrok dengan Aparat
Mahasiswa Bentrok dengan Aparat

Mahasiswa Bentrok | Setelah kejadian seorang bayi meninggal di RSUD Polewali beberapa waktu lalu, Kantor Bupati Polewali Mandar terus didatangi sejumlah massa, melakukan unjuk rasa menuntut tindakan Bupati Polman dalam kasus tersebut.   

Kali ini, massa aksi yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Balanipa (AMB) mendatangi kantor bupati Polman menuntut pencopotan dr Emy dari jabatannya selaku Plt Direktur RSUD Polewali, Senin (13/7/2020) kemarin.

Seperti biasa, setelah sampai di kantor Bupati, massa aksi melakukan orasi, sembari menunggu adanya mediasi dari pihak Pemda mengenai pencopotan dr Emy sebagai Direktur RSUD Polewali. Tak lama kemudian, surat pengunduran diri pun langsung dilayangkan dan ditunjukkan kepada pengunjuk rasa.

Keluarnya surat pengunduran diri Direktur RSUD Polewali, tak menghentikan aksi mereka di kantor Bupati Polman. Aksi tetap berlanjut menuntut dokter yang menolak pasien untuk meminta maaf terhadap korban melalui media.

Selain itu, massa aksi juga meminta dipertemukan dengan Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar secara langsung. Namun, hal itu tidak mendapatkan respon. Lalu massa aksi pun mulai memaksa masuk kantor Bupati Polman.

“Apa salahnya kalau kita menyampaikan aspirasi? betul kawan-kawan!!” teriak salah satu massa aksi. “Ini negara demokrasi, bebas menyampaikan pendapat bebas dimana saja. Tapi, kenapa di Polewali itu punya batasan. Apakah ini bukan namanya intervensi kawan-kawan?” lanjutnya

Mahasiswa Bentrok dengan Satpol PP

Merasa dihalangi bertemu Bupati Polman, massa pun lalu membentuk formasi, merapatkan barisan dan aksi dorong pun terjadi antara massa aksi dengan aparat Satpol PP sehingga terjadi bentrok antar keduanya.

Dalam bentrok tersebut, 3 mahasiswa diamankan. Massa pun kian memanas mengetahui ketiga temannya dibawa masuk dihalaman kantor bupati. Aksi pun trus berlanjut, meminta 3 temannya dikeluarkan.

Menghindari konflik bertambah besar, pihak Petugas pun lalu mengeluarkan rekan mereka dan mengizinkan massa memasuki kantor Bupati. Audiens pun dilakukan di ruangan Ekonomi dan Pembangunan.

Salah satu perwakilan mahasiswa, diakhir audiens meminta pihak kepolisian memproses insiden saat bentrok.

“Jadi, yang kami inginkan adalah kami menunggu apakah bapak menyampaikan langsung dalam bentuk media atau kita adakan pertemuan dulu, mencari titik temu,” tutur Mamat.

Direspon langusng Kasat Reskrim Polman Saiful, “terkait dengan suatu kasus. Pertama yang harus dilakukan melapor duluan, melapor duluan, kita lakukan penyelidikan ada disitu alat bukti. kita lanjut proses, jadi kita tidak serta merta”. tuturnya

Sekda Polewali Bebas Manggazali juga angkat bicara saat dimintai konfirmasi mengenai insiden tersebut. Menurutnya, pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai aksi bentrok tersebut.  

“Saya pelajari dulu karena saya selaku pembina ASN juga ini. tentu saya pelajari dulu, nda boleh saya sepihak,” tutur Bebas Manggazali.

Korlap Aliansi mahasiswa dan Masyarakat Balanipa, Sukri, mengaku pihaknya akan membawa kasus bentrok tersebut ke rana hukum.

“Kami akan menindaklanjuti ke pihak yang berwajib, kami akan lapor persoalan ini dengan bukti-bukti yang sudah kami kumpulkan. Persoalan video dan foto sudah ada, dan kami akan melapor ke pihak berwajib,” tuturnya. [pattae.com/]*